caturyogam.info
|
Pembelajaran yang
menyenangkan tentu akan berpengaruh pada bagaimana siswa menangkap materi yang
diajarkan. Untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak monoton pengajar dapat
menerapkan model, metode atau strategi pembelajaran tertentu. Kali ini saya
ingin mengulas salah satu model pembelajaran. Model dimaknakan sebagai suatu
objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Model
Pembelajaran yang ingin saya kenalkan kali ini adalah Model Pembelajaran
Kooperatif (Cooperative Learning).
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
bernaung dalam teori konstruktivis yang muncul dari konsep siswa akan lebih
mudah memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,
kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.
Tujuan Pembelajaran
Kooperatif
Johnson & Johnson
(1994) menyatakan tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar
siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok. Menurut Zamroni
(2000), penerapan pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan
pendidikan khususnya dalam wujud imput pada level individual. Selain itu, pembelajaran
kooperatif juga dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.
Perbedaan Kelompok
Belajar Kooperatif dan Kelompok Belajar Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif
|
Kelompok Belajar Konvensional
|
Adanya
saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan
motivasi sehingga ada interaksi promotif
|
Guru
sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan
diri pada kelompok
|
Kelompok
belajar heterogen sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang memberikan bantuan
|
Kelompok
belajar biasanya homogen
|
Guru
memerhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok
belajar
|
Guru
sering tidak memerhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar
|
Penekanan
tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal
(hubungan antar pribadi yang saling menjaga)
|
Penekanan
sering hanya pada penyelesaian tugas
|
(Killen, 1996)
Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif
- Fase 1: menyampaikan tugas dan memotivasi siswaGuru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
- Fase 2: menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
- Fase 3: mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatifGuru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
- Fase 4: membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
- Fase 5: evaluasiGuru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
- Fase 6: memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Keuntungan
pembelajaran Kooperatif
- Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
- Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
- Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
- Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
- Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
- Membangun persahabatan yagn dapat berlanjut hingga masa dewasa
- Berbagi keterampilan sosial yagn diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan
- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
- Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif
- Meningkatkan keberagaman teman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas
Variasi dalam Model
Cooperative Learning
- Student Teams Achievement Division (STAD)
- Tim Ahli (Jigsaw)
- Investigasi Kelompok (Group Investigation)
- Think Pair Share (TPS)
- Numbered Head Together (NHT)
- Teams Games Tournament (TGT)
Demikian pembahasan
model pembelajaran kooperatif. Masih banyak model pembelajaran yang dapat
diterapkan pada pembelajaran. Semoga saya bisa mengulasnya di lain waktu dan
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Anda para pembaca.
Sumber:
Trianto, M.Pd. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Prenada Media Group.
Jakarta. 2009
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar