Senin, 26 Maret 2018

Mengenal Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)



Image result for pembelajaran kooperatif
caturyogam.info



Pembelajaran yang menyenangkan tentu akan berpengaruh pada bagaimana siswa menangkap materi yang diajarkan. Untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak monoton pengajar dapat menerapkan model, metode atau strategi pembelajaran tertentu. Kali ini saya ingin mengulas salah satu model pembelajaran. Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Model Pembelajaran yang ingin saya kenalkan kali ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis yang muncul dari konsep siswa akan lebih mudah memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Johnson & Johnson (1994) menyatakan tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.  Menurut Zamroni (2000), penerapan pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud imput pada level individual. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Kelompok Belajar Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
Kelompok belajar heterogen sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan
Kelompok belajar biasanya homogen
Guru memerhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
Guru sering tidak memerhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menjaga)
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
(Killen, 1996)
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
  • Fase 1: menyampaikan tugas dan memotivasi siswa
    Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
  • Fase 2: menyajikan informasi
    Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
  • Fase 3: mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
    Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
  • Fase 4: membimbing kelompok bekerja dan belajar
    Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
  • Fase 5: evaluasi
    Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
  • Fase 6: memberikan penghargaan
    Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Keuntungan pembelajaran Kooperatif
  1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
  2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
  3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
  4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
  5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
  6. Membangun persahabatan yagn dapat berlanjut hingga masa dewasa
  7. Berbagi keterampilan sosial yagn diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan
  8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
  9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif
  10. Meningkatkan keberagaman teman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas
Variasi dalam Model Cooperative Learning
  1. Student Teams Achievement Division (STAD)
  2. Tim Ahli (Jigsaw)
  3. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
  4. Think Pair Share (TPS)
  5. Numbered Head Together (NHT)
  6. Teams Games Tournament (TGT)
Demikian pembahasan model pembelajaran kooperatif. Masih banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran. Semoga saya bisa mengulasnya di lain waktu dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Anda para pembaca.
 
Sumber:
Trianto, M.Pd. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media Group.  Jakarta. 2009
www.google.com

0 komentar:

Posting Komentar