Selasa, 21 Maret 2017

Makan Semen Tiap Hari

pinterest.com


Wajah pucat pasi tak kena nasi
Peluh mengalir deras bersama keluh

Banting tulang agar bisa pulang
Tak ada berlian hanya harapan


Pergi fajar pulang senja
Pergi segar pulang lelah bekerja

Cangkul adalah kawan
Padi adalah berlian


Kini tak ada lagi kawan
Tak ada juga berlian

Berlian lenyap oleh retorika
Kawan dibungkam oleh penguasa


Oi, kasihan nasib petani
Kemana lagi harus mencari?

Anak lapar tak ada nasi
Haruskah makan semen tiap hari?


Bekasi, 21 Maret 2017

#SaveKendeng
#KombunBerpuisi
This entry was posted in

Rabu, 15 Maret 2017

Omong Kosong

Image result for omong kosong
lpminstitut.com


Malam-malam sendu begini

Teganya rindu datang sendiri

Menusuk tepat di ulu hati

Menyisakan lubang besar di sini


Malam-malam tanpa purnama

Teganya rindu datang bertamu

Menyekap tanpa aba-aba

Seluruh indra menjadi kelu


Omong kosong bicara rindu!

Bersuarapun tak mampu

Tapi setia menunggu

Sampai mati pun tak ada yang tahu



Jakarta, 15 Maret 2017
Didedikasikan untuk Squad 4 #30DWCjilid4
This entry was posted in

Rabu, 08 Maret 2017

Terserah

Terserah

Kau selalu saja bertanya ini itu
Membuat bingung, lalu aku hanya bisa berkata,

Terserah

Simpan tanyamu
Atau aku akan menjawabmu,

Terserah

Caci semaumu
Sampai mulut berbusa
Akan kubisikkan kau,

Terserah

Sembur aku dengan ribuan kata
Aku akan membalas dengan satu kata,

Terserah

Kau tak akan mengerti aku
Hanya aku mengerti aku

Terserah

Bekasi, 8 Maret 2017

This entry was posted in

Kamis, 02 Maret 2017

The Last But Not Least

Sekitar setahun lalu. Saya kenal #30DWC lewat broadcast yang dikirim seorang adik tingkat. Ternyata kekepoan saya saat itu membawa saya sampai pada titik ini. Titik dimana saya merasa hidup, menemukan taman bermain bersama aksara-aksara sastra.

Mungkin liburan adalah hal paling membosankan jika saya tidak membuat waktu produktif bersama blog kesayangan. Dengan #30DWC, saya bisa pamer sedikit bahwa liburan saya bisa bermakna dan produktif. Kalau diminta cerita di depan kelas tentang liburan, saya benar-benar akan cerita saya menulis setiap hari, bergelut dengan sastra. Memikirkan besok akan menulis apa. Mungkin orang-orang yang mendengarkan akan mual-mual.

Kalau ditanya #30DWC Jilid 2 hingga Jilid 4 apa yang saya dapat, adalah proses. Proses menuju tulisan yang lebih baik. Saya membandingkan tulisan saya di jilid 2 hingga jilid 4. Semua melewati proses. Dari sini saya yakin, saya atau kalian bisa menjadi penulis hebat sekelas Tere Liye, Andrea Hirata, dan sederet penulis hebat lainnya. Selagi kita melewati proses itu dan menikmatinya

Hari ini hari terakhir #30DWC jilid 4. Berakhirnya jilid 4, bukan berakhirnya aktivitas menulis. Buku-buku akan selalu menanti untuk diisi. Blog-blog menanti untuk dihiasi.Mungkin di luar sana banyak silent reader yang menunggu tulisan kalian. Mencari inspirasi di tiap tulisan kalian. Maka teruslah berkarya. Jadikan setiap akhir sebagai awal yang baru.

#30DWCjilid4 hari ke - 30


Di dedikasikan untuk fighter #30DWC, khususnya Jilid 4, khususnya squad 4; Arif (pelajar dengan sejuta impian), Hana (The next Salim A. Fillah), Salman (Programmer+Penulis kombinasi yang keren), Choirunnisa (The next J.K Rowling), Lady (The next Dee Lestari), Fitri (The next Andrea Hirata), Fatmasari (sukses skripsinya, kak!), Hendyt (Luruskan niat dan istiqomah!

Terakhir, terima kasih untuk guru/mentor atau apapun itu, Kak Rezky Firmansyah. Yang ikut andil dan berperan besar dalam proses yang saya jalani selama ini. Yang mempertemukan semua fighter walau harus dibatasi dimensi layar ponsel. Sukses bukunya, kak!

Sujud di Ujung Fajar

Aku terbangun dan termenung
Saat mentari masih tidur di kaki gunung
Bulan bersiap pergi bersama bintang
Langit remang dengan sejuta harapan

Dingin menggigit tulang
Merasuk dalam jiwa yang malang
Tak menyurutkan semangat berjuang
Demi doa-doa yang sedang berperang

Di atas sana,
Doaku sedang berperang dengan tak hingga doa-doa lainnya
Sepertiga malam kuhabiskan
Demi sebuah impian dan harapan

Di ujung fajar, di ujung sajadah
Aku menyematkan namamu, hai, Gagah
Kuharap Tuhan mendengarku
Atau setidaknya memberiku kesempatan untuk dapat yang lebih baik darimu

Bekasi, 02.03.17

#30DWCJilid4 hari ke-28

The Last But Not Least

Sekitar setahun lalu. Saya kenal #30DWC lewat broadcast yang dikirim seorang adik tingkat. Ternyata kekepoan saya saat itu membawa saya sampai pada titik ini. Titik dimana saya merasa hidup, menemukan taman bermain bersama aksara-aksara sastra.

Mungkin liburan adalah hal paling membosankan jika saya tidak membuat waktu produktif bersama blog kesayangan. Dengan #30DWC, saya bisa pamer sedikit bahwa liburan saya bisa bermakna dan produktif. Kalau diminta cerita di depan kelas tentang liburan, saya benar-benar akan cerita saya menulis setiap hari, bergelut dengan sastra. Memikirkan besok akan menulis apa. Mungkin orang-orang yang mendengarkan akan mual-mual.

Kalau ditanya #30DWC Jilid 2 hingga Jilid 4 apa yang saya dapat, adalah proses. Proses menuju tulisan yang lebih baik. Saya membandingkan tulisan saya di jilid 2 hingga jilid 4. Semua melewati proses. Dari sini saya yakin, saya atau kalian bisa menjadi penulis hebat sekelas Tere Liye, Andrea Hirata, dan sederet penulis hebat lainnya. Selagi kita melewati proses itu dan menikmatinya

Hari ini hari terakhir #30DWC jilid 4. Berakhirnya jilid 4, bukan berakhirnya aktivitas menulis. Buku-buku akan selalu menanti untuk diisi. Blog-blog menanti untuk dihiasi.Mungkin di luar sana banyak silent reader yang menunggu tulisan kalian. Mencari inspirasi di tiap tulisan kalian. Maka teruslah berkarya. Jadikan setiap akhir sebagai awal yang baru.

#30DWCjilid4 hari ke - 30


Di dedikasikan untuk fighter #30DWC, khususnya Jilid 4, khususnya squad 4; Arif (pelajar dengan sejuta impian), Hana (The next Salim A. Fillah), Salman (Programmer+Penulis kombinasi yang keren), Choirunnisa (The next J.K Rowling), Lady (The next Dee Lestari), Fitri (The next Andrea Hirata), Fatmasari (sukses skripsinya, kak!), Hendyt (Luruskan niat dan istiqomah!

Terakhir, terima kasih untuk guru/mentor atau apapun itu, Kak Rezky Firmansyah. Yang ikut andil dan berperan besar dalam proses yang saya jalani selama ini. Yang mempertemukan semua fighter walau harus dibatasi dimensi layar ponsel. Sukses bukunya, kak!

Rabu, 01 Maret 2017

Pemuda yang Dirindukan Bangsa

71 tahun berlalu, sejak Soekarno dengan lantang membacakan teks proklamasi di hadapan jutaan wajah penuh harap. Rakyat Indonesia. 71 tahun Indonesia merdeka, 71 tahun pula Indonesia semakin dijajah.

Lautan bagaikan kolam susu. Tanah subur. Flora fauna melimpah. Sungguh, Tuhan telah menciptakan surga kecil di bawah langit Indonesia. Kalau begini. Siapa yang tak mau surga kecil itu?

Sejak memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak sekali warga asing yang merantau ke Indonesia. Bukan sekedar mengadu nasib. Mungkin juga ingin memiliki sepenuhnya surga kecil eksotis ini. Tapi siapa yang peduli? Para penguasa hanya peduli pada lembaran uang yang masuk ke kantong-kantong mereka. Siapa yang peduli? Yang penting anak muda senang tertawa haha-hihi bersama walau budaya barat terus menggerus iman dan adat mereka.

Lihat?
Reklamasi berjalan lancar!
Tambang dikuasai asing!
Hukum diperjualbelikan!
Rakyat miskin tertindas!
Dan serentet masalah negeri ini.

Indonesia siaga satu!
Kemana golongan muda yang dahulu paling semangat dalam memerdekakan Indonesia? Apakah gawai dan drama lebih darurat daripada masa depan Indonesia?

Kawanku,
Bangsa Imdonesia membutuhkan semangat dan gerakan nyata kalian. Kemana hati nurani dan rasa peduli? Jangan hanya disimpan bersama kenangan mantan.

Kawanku,
Bangsa Indonesia membutuhkan pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki. (Ridwan Kamil)

Kawanku,
Bangsa Indonesia kini merindukan pemuda tangguh bermental baja, bukan pemuda bermental tempe.

Saya Aprill, gadis asli Indonesia. Lahir di kota Jakarta—tempat dibacakannya teks proklamasi 71 tahun lalu, mengajak kalian para pemuda untuk bergerak bersama saya, menjadi pemuda yang dirindukan bangsa, menjaga persatuan bangsa untuk Indonesia lebih baik.

Hidup pemuda Indonesia!

***

Nafas panjang perjuangan
Akankah kita menang dari sebuah gerakan?
Tentu kita harus optimis, kawan
Karna siapa lagi kalau bukan kita yang melakukan?

Aku hanya tak tahan jika suara dibungkam
Cukong-cukong akan senang jika kita hanya diam
Aku tak tahan jika gerakan kita dibungkam, kawan
Maka hanya satu kata, LAWAN!

01.03.2017
Turut memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949, Yogyakarta.

#30DWCJilid4 hari ke-29