Dalam dunia pendidikan,
para pengajar atau guru mengharapkan peserta didiknya memahami betul apa yang
disampaikan dan mengaplikasikannya di kehidupan. Namun hal tersebut tidaklah
mudah, jika melihat fakta tidak semua murid mempunyai kemampuan dan pemahaman untuk
menghubungkan apa yang sudah mereka pelajari dan bagaimana cara mereka
mengaplikasikannya alah kehidupan. Maka dirasa melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat mengatasi
masalah tersebut. Lalu, apa itu Contextual
Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and
Learning
(CTL)
Pengajaran dan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
siswa membuat hubungan antara penetahuan dan penerapannya alam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Departemen of
Education the National School-to-Work Office yang dikuti Blanchard, 2001).
CTL menekankan pada
berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan tingkat disiplin, pengumpulan,
penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan
pandangan. Ada 3 hal yang harus dipahami
dalam CTL:
CTL menekankan pada proses keterlibatan
peserta didik untuk menemukan materi pelajaran, artinya proses
pembelajarandiorientasikan pada proses pengalaman peserta didik secara
langsung.
CTL mendorong peserta didik untuk dapat
menemukan hubungan antara materi pelajaran yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata
CTLmmendorong peserta didik untuk mampu
mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar dalam
kehidupan nyata, sehingga dapat mewarnai sikap dan tindakannya
Penerapan
CTL di kelas
Sebuah kelas dikatakan
menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan tujuh prinsip berikut alam
pembelajarannya:
1. Konstruktivisme (Constructtivism)
Membangun
dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik berdasarkan
pengalaman. Menurut filsafat konstruktivisme yang digagas oleh Mark Baldwin dan
dikemnangkan oleh Jean Piaget, pengetahuan memang berasal dari luar, akan
tetapi dikontruksi oleh dan dari diri seseorang. Pengetahuan bersifat dinamis
dan terus berkembang sesuai dengan kemampuan individu dalam mengkonstruksinya.
2. Inkuiri (Inquiry)
Pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil dari mengingat
fakta-fakta melainkan hasil dari menemukan sendiri. Langkah-langkah kegiatan
inkuiri adalah sbeagai berikut:
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan
yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. bertanya merupakan
refleksi keingintahuan. Dalam CTL peran bertanya sangat penting karena melalui
pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menumkan jawaban
atas materi pelajaran yang dikajinya. dalam sebuah pembelajaran, bertanya akan
sangat produktif untuk:
Menggali informasi tentang kemampuan peserta didik
Membangkitkan motivasi peserta diidk untuk belajar
Merangsang keingintahuan peserta didik terhadap sesuatu
Membimbing peserta didik untuk menyimpulakan sesuatu
Memfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang sedang dipelajari
4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
Mengansumsikan
bahwa keberhasilan belajar lebih mudah tercapai melalui kerja sama dalam
komunitas belajar baik formal maupun informal. Melalui kerja sama dalam
komunitas bisa terjadi:
Yang sudah tahu memberi tahu yang belum tahu, yang sudah bisa membantu yang belum bisa.
Bisa saling membelajarkan, bertukar informasi, dan berukar pengalaman.
5. Pemodelan (Modeling)
Dalam
sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahan tertentu dibutuhkan model yang
bisa ditiru siswa sebagai contoh untuk
mempermudah peserta didik memahami materi. Pemodelan juga dapat dapat
menghindari pembelajaran yang lebih teoritis dan abstrak yang dapat
memungkinkan terjadinya verbalisme.
6. Refleksi (Reflection)
Pada
akhir proses pembelajaran guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mereview materi pembelajaran melalui:
Memberikan tanggapan atas materi yang baru dipelajari
Bertanya tentang materi yang belum sepenuhnya dipahami
Menarik kesimpulan atau hasil proses belajar yang dilakukan
Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk memantau penguasaan dan pemahaman peserta didik atas mater pembelajaran
7. Penilaian Autentik (Authentic
Assessment)
Proses
pengumpulan data yang bisa menggambarkan perkembangan belajar siswa. Pengumpulan
informasi dilakukan secara terintegrasi serta dilakukan bertahap dan
berkesinambungan selama proses pembelajaran berlangsung.
Perbedaan Pembelajaran
Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Kontekstual
|
Pebelajaran Konvensional
|
Menempatkan siswa sebagai subjek belajar
|
Siswa ditempatkan sebagai objek belajar
|
Siswa belajar melalui kegiatan kelompok
|
Siswa lebih banyak belajar secara individual
|
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata
secara riil
|
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
|
Kemampuan didasarkan atas pengalaman
|
Kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan
|
Pengetahuan yang dimiliki setiap individu
selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya
|
Tindakan individu didasarkan oleh faktor dari
luar dirinya
|
Siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan
mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing
|
Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan
final
|
pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam
konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
|
Pembelajaran konvensional pembelajaran hanya
terjadi di dalam kelas
|
Sumber:
Surachman, E. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Mata Kuliah Dasar Kependidikan. Universitas Negeri Jakarta
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Prenada Media Group.
Jakarta. 2009
www.google.com