Senin, 20 Juni 2016

Menjadi Pemuda yang Dirindukan Bangsa

[REPORT PKM UNJ 1]
17-19 Juni 2016

"Menjadi Pemuda yang Dirindukan Bangsa"



HARI KE-1


Bertempat di kampus E UNJ PGSD, Setiabudi, peserta memasuki aula yang terletak dilantai 3. Acara dimulai pukul 13.30 WIB, dibuka dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan totalitas perjuangan. 

Materi yang akan dibahas kali ini adala "Manajemen Isu dan Opini Publik" dinarasumberi oleh Bpk. Muhammad Tri Andika selaku mantan ketua BEM UI, yang di moderatori oleh kak Robi Robani. 

Beliau mengatakan dengan menjadi aktivis ada konektivitas yang kuat antara kehidupan dikampus dengan realita yg ada. Saat ini orang orang melihat bahwa perspektif "gerakan" mahasiswa tidaklah segencar dulu. 

Menurut Locke Law, "hukum yang dipercaya oleh publik adalah opini"
Opini menjadi patokan masyarakat untuk menilai benar atau salah, dimana saat ini persepsi lebih penting dibandingkan hukum itu sendiri. 
Opini/ persepsi menjadi faktor strategis untuk mencapai suatu kepentingan, bahwasanya dalam era ini persepsi lebih penting dari fakta. 

Apa yg membedakan Publik dengan Massa?

Publik adalah sekumpulan orang yang well inform, well educated, sudah terstruktur dan cendrung lebih solid. Sedangkan Massa adalah sekumpulan orang yang belum tercerahkan, kurang berpendidikan, tidak terstruktur, dan mudah dipecah belah. 
Opini "publik", "publik" menjadi alat legitimasi sebagai kata pembenar dalam suatu pernyataan.
Fakta bisa menjadi dasar opini, tetapi opini belum tentu berdasarkan fakta
Ada beberapa element dari opini publik, diantaranya:
- terdapat isu
- publik dan isu
- pembelahan posisi publik (pro/kontra)
- muncul opini
- pelibatan aktor publik. 

Isu -> kepedulian sosial/ respin masyarakat -> kelompok yang berkepentingan -> terlahirnya kebijakan.
  • Spiral of silence
Spiral of silence adalah opini yang mendorong untuk memunculkan (persepsi) kelompok yang merasa sebagai minoritas sehingga mereka memilih untuk menyembunyikan pandangan/ pendapatnya. 
  • Media
Kekuatan media adalah untuk mengembangkan/ membangun propaganda yang membentuk opini/ persepsi publik. 
  • Hiperrealitas= pembauran
Tujuannya agar publik tudak bisa membedakan mana yang realita mana yang rekayasa. Sehingga mnimbulkan keadaan dimana rekayasa dianggap fakta, fantasi dianggap realita, masa lalu sama dengan masa kini. 

Hiperrealitas media menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga keadaannya semakin remang remang, sehingga kepalsuan informasi dianggap sebagai kenyataan, isu isu yang beredar lebih dipercaya dari kebenaran faktual. 


Penggunaan hiperrealitas untuk tujuan yang salah akan menyebabkan dampak, diantaranya:
- inflasi informasi, banyaknya informasi dan mudahnya sekarang mendapatkan informasi menyebabkan lahirnya generasi instan. 
- disInformasi, banyaknya informasi yg tersaji membuat kita menjadi bingung untuk mengkonsumsi informasi yang mana.
- depolitisasi
- junk informasi
- hipermoralitas, hilangnya batas batas moral dalam menyajikan informasi. 

Setelah materi selanjutnya istirahat sholat ashar, setelah itu semua peserta di kumpulkan dilapangan sd PGSD UNJ untuk kumpul kelompok perdana, perkenalan, pembagian jobdesc, dan pemilihan ketua kelompok. Hingga akhirnya peserta dibubarkan kurang lebih pada pukul 16.30.




HARI KE-2

Hujan deras dari malam hingga pagi hari ternyata tidak menyurutkan semangat para calon pemimpin untuk tetap hadir dalam rangkaian PKM UNJ 1. Hari kedua PKM UNJ 1 bertempat di aula Daksinapati gd.FIP, walaupun sempat ada sedikit masalah hingga waktu acara diundur tetapi acara berjalan dengan baik. Kali ini materi yang dimulai pukul 10.16 WIB membahas "Rekayasa Sosial" menghadirkan pak Jonru Ginting yang cukup fenomenal di dunia maya.

Rekayasa Sosial tanpa kita sadari ada disekitar kita. Salah satu cara mencegah adanya rekaya sosial tersebut adalah dengan kita menjadi 'Agen Perubahan'. Untuk menjadi Agen of Change kita harus mempunyai:
- Power
- Leadership 
- Mentality
- Morality
  • Power
Power atau kekuatan mencakup kekuatan dalam jabatan, uang, ilmu, pemikiran, keahlian, informasi, karya, inovasi, teknologi, prestasi, pengabdian, dan kharisma.
  • Leadership
Leadership atau kepemimpinan dapat merupakan bakat alamiah, dipelajari, dilatih, dan pengalaman
  • Mentality
Mental lebih penting dari keahlian. Kita harus siapkan mental dahulu. Mental mencakup percaya diri, pantang menyerah, disiplin, konsistensi, semangat, karakter dan akhlak.
  • Morality
Seorang agen perubahan juga harus mempunya moralitas.

Rekayasa sosial ibarat perang, untuk perang dibutuhkan senjata berupa power, leadership, mentality, reality. Tanpa keempat poin tersebut tidak bisa melakukan perubahan.

Setelah pemaparan materi ada sesi tanya jawab. Banyak yang bertanya, terlihat jelas para calon pemimpin kritis. Adzan Zuhur mengakhiri agenda pada hari itu. Tak lupa panitia mengingat bahwa masih ada satu lagi rangkaian PKM UNJ 1.




HARI KE-3

Rangkaian PKM UNJ Hari ke-3 ini dihadiri sedikit lebih banyak peserta. Bertempat di ruang 1.6-1.7 gd.FMIPA kampus B, pemaparan materi di mulai sekitar pukul 10.20 WIB. Materi tentang Counter Intelligence dipaparkan dengan amat interaktif oleh pak Mosses Caesar Asas, S.Pd, M.Sc.

Counter Intelligence adalah pencegahan agar pihak musuh tidak mendapatkan informasi yang dapat membahayakan keamanan melalui penerapan siasat yang menggunakan metode yang bertentangan (kontra) dengan pihak musuh. Jika intel diabaikan, maka teknologi tak ada gunanya. Mengapa informasi begitu penting? Karena untuk mengambil keputusan sangat bergantung pada informasi yang dimiliki.

Mekanisme melakukan Counter Intelligence:
Sinyal -> data -> informasi -> pengetahuan
dengan memahami ancaman dapat melakukan Counter Intelligence.

Seiring pertumbuhan manusia yang meningkat drastis sekitar 1 miliar setiap tahunnya, diprediksi akan sampai pada suatu masa dimana energi positif berupa energi hayati di negara-negara utara. Negara yang energi hayatinya habis akan mencari energi di wilayah ekuator (Indonesia, afrika bagian selatan, amerika bagian selatan) dan memungkinkan terjadinya konflik. Konflik yang terjadi karena latar belakang energi. Maka bela negara adalah salah satu strategi Counter Intelligence dan strategi tersebut unpredictable. 

Maka kita sebagai pemuda bangsa harus bisa membela negara kita. Bela negara termasuk dalam: 
  • cinta tanah air, tanpa cinta tanah air akan sulit untuk bela negara
  • disiplin dan tanggung jawab
  • kritis, dll
Lagi, adzan zuhur berkumandang mengakhiri rangkaian terakhir PKM UNJ 1. Ketiga rangkaian PKM UNJ 1 tersebut membuat saya sadar, membuat saya tergerak. 
Negeri ini.... merindukan pemudi-pemuda tangguh bermental baja.