Senin, 26 Maret 2018

Belajar Lebih Efektif dengan CTL

Image result for contextual teaching learning
dictio.id


Dalam dunia pendidikan, para pengajar atau guru mengharapkan peserta didiknya memahami betul apa yang disampaikan dan mengaplikasikannya di kehidupan. Namun hal tersebut tidaklah mudah, jika melihat fakta tidak semua murid mempunyai kemampuan dan pemahaman untuk menghubungkan apa yang sudah mereka pelajari dan bagaimana cara mereka mengaplikasikannya alah kehidupan. Maka dirasa melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat mengatasi masalah tersebut. Lalu, apa itu Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara penetahuan dan penerapannya alam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Departemen of Education the National School-to-Work Office yang dikuti Blanchard, 2001).
CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan tingkat disiplin, pengumpulan, penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan.  Ada 3 hal yang harus dipahami dalam CTL:
  1. CTL menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi pelajaran, artinya proses pembelajarandiorientasikan pada proses pengalaman peserta didik secara langsung.
  2. CTL mendorong peserta didik untuk dapat menemukan hubungan antara materi pelajaran yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata
  3. CTLmmendorong peserta didik untuk mampu mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar dalam kehidupan nyata, sehingga dapat mewarnai sikap dan tindakannya
Penerapan CTL di kelas
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan tujuh prinsip berikut alam pembelajarannya:
1. Konstruktivisme (Constructtivism)
Membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik berdasarkan pengalaman. Menurut filsafat konstruktivisme yang digagas oleh Mark Baldwin dan dikemnangkan oleh Jean Piaget, pengetahuan memang berasal dari luar, akan tetapi dikontruksi oleh dan dari diri seseorang. Pengetahuan bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan kemampuan individu dalam mengkonstruksinya.
2. Inkuiri (Inquiry)
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta melainkan hasil dari menemukan sendiri. Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sbeagai berikut:
    • Merumuskan masalah
    • Mengajukan hipotesis
    • Mengumpulkan data
    • Menguji hipotesis melaui analisis data
    • Menarik kesimpulan
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. bertanya merupakan refleksi keingintahuan. Dalam CTL peran bertanya sangat penting karena melalui pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menumkan jawaban atas materi pelajaran yang dikajinya. dalam sebuah pembelajaran, bertanya akan sangat produktif untuk:
    • Menggali informasi tentang kemampuan peserta didik
    • Membangkitkan motivasi peserta diidk untuk belajar
    • Merangsang keingintahuan peserta didik terhadap sesuatu
    • Membimbing peserta didik untuk menyimpulakan sesuatu
    • Memfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang sedang dipelajari
4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Mengansumsikan bahwa keberhasilan belajar lebih mudah tercapai melalui kerja sama dalam komunitas belajar baik formal maupun informal. Melalui kerja sama dalam komunitas bisa terjadi:
    • Yang sudah tahu memberi tahu yang belum tahu, yang sudah bisa membantu yang belum bisa.
    • Bisa saling membelajarkan, bertukar informasi, dan berukar pengalaman.
5. Pemodelan (Modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahan tertentu dibutuhkan model yang bisa ditiru siswa  sebagai contoh untuk mempermudah peserta didik memahami materi. Pemodelan juga dapat dapat menghindari pembelajaran yang lebih teoritis dan abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.
6. Refleksi (Reflection)
Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mereview materi pembelajaran melalui:
    • Memberikan tanggapan atas materi yang baru dipelajari
    • Bertanya tentang materi yang belum sepenuhnya dipahami
    • Menarik kesimpulan atau hasil proses belajar yang dilakukan
    • Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk memantau penguasaan dan pemahaman peserta didik atas mater pembelajaran
7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Proses pengumpulan data yang bisa menggambarkan perkembangan belajar siswa. Pengumpulan informasi dilakukan secara terintegrasi serta dilakukan bertahap dan berkesinambungan selama proses pembelajaran berlangsung.

Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Kontekstual
Pebelajaran Konvensional
Menempatkan siswa sebagai subjek belajar 
Siswa ditempatkan sebagai objek belajar
Siswa belajar melalui kegiatan kelompok 
Siswa lebih banyak belajar secara individual
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
Kemampuan didasarkan atas pengalaman
Kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan 
Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya
Tindakan individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya 
Siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing
Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final

pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
Pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas


Sumber:
Surachman, E. Teori Belajar dan Pembelajaran. Mata Kuliah Dasar Kependidikan. Universitas Negeri Jakarta
Trianto.  Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media Group.  Jakarta. 2009
www.google.com
 
 


0 komentar:

Posting Komentar